KATA-KATA MEMPERLIHATKAN BUDI BAHASA YANG MENGUCAPKANNYA

Bahasa mengungkapkan taraf pendidikan dan peradaban yang sesungguhnya. “Hey, gombal! .Apakah engkau mendengar serdadu-serdadu berbaris di jalan ini?” seseorarig bertanya kepada seorang petani yang buta. Beberapa menit kemudian orang lain menyapanya: “Orang buta! Buka mulutmu dan katakan padaku apakah engkau mendengar suara serdadu berbaris lewat jalan ini.” Tidak lama kemudian suara ketiga mendekatinya: “Pak, apakah bapak mendengar b eberapa orang serdadu berbaris lewat jalan in?” Akhirnya orang lain mendekat dan meletakkan tangan dibahunya: “Rakyatku yang baik, tolong beritahukan apakah engkau mendengar orang berbaris lewat jalan ini?” Orang buta itu dengan tepatnya menafsirkan orang-orang yang bertanya kepadanya sebagai serdadu, kapten, menteri dan raja sendiri.

Kata-kata memperlihatkan tingkat peradaban orang yang berbicara. Lidah adalah perisai yang melindungi hidup seseorang. Berbicara keras, berbicara lama, berbicara tidak terkendali, berbicara penuh amarah dan beci, semua itu mempengaruhi kesehatan orang. Hal ini menimbulkan kemarahan dan kebencian dalam diri  orang lain  karena melukai, merangsang, membangkitkan marah dan menjauhkan orang lain. Mengapa diam disebut emas?  Orang yang pendiam tidak mempunyai musuh, walaupun mungkin ia tidak mempunyai teman. Mereka mempunyai waktu yang terluang dan kesempatan untuk menyelam ke dalam dirinya sendiri dan mempelajari kesalahan dan kegagalannya. Ia tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk mencari kesalahan orang lain. Jika kakimu terpeleset, engkau luka; jika lidahmu terpeleset, engkau melukai kepercayaan atau kebahagiaan  orang lain. Luka itu tidak akan dapat disembuhkan dan mengganggu selamanya. Oleh karena itu gunakanlah lidahmu dengan hati-hati. Semakin lembut kata-katamu, semakin sedikit bicaramu, semakin manis ucapanmu, semakin baik bagimu dan bagi dunia.

sumber: Chinna Katha

Leave a comment